Selasa, 22 Oktober 2013

Sejarah Berdirinya Bank


Asal Mulanya Bank

Di dunia ini bank mulai ada kira-kira sekitar tahun 2000 SM, yaitu di Babylonia. Namun demikian, sebenarnya kegiatan pada saat itu hanya meliputi kegiatan meminjamkan emas dan perak dengan tingkat bunga sekitar 20% per bulan. Nama lembaga nya dikenal sebagai “Temples of Bablyon”. Selanjutnya, tahun 500 SM di Yunani juga berdiri semacam bank yang kegiatannya menerima simpanan dengan memungut biaya penyimpanan dan meminjamkannya kembali kepada masyarakat. Nama lembaga nya dikenal dengan sebutan “Greek Temple”. Pada saat itu mulai muncul bankir-bankir (pengusaha bank) swasta, yang operasinya meliputi kegiatan penukaran uang dan sebagainya.

Bersamaan dengan adanya kegiatan semacam bank di Yunani, sebenarnya di Romawi ada juga semacam bank yang kegiatannya lebih luas lagi, yaitu melaksanakan kegiatan tukar-menukar mata uang berbagai negara, penerimaan deposito, pemberian kredit, dan transfer modal.

Setelah kejatuhan Roma pada tahun 509 SM, kegiatan semacam bank tersebut tidak ada lagi. Namun, kemudian kegiatan perbankan dapat hidup kembali setelah ada hubungan perdagangan dengan Cina, India, dan Ethiopia. Yang berjasa dalam mengembangkan kembali kegiatan perbankan ini adalah Yustinianus dari konstantinopel. Pada saat itu mata uang konstantinopel di anggap sebagai mata uang internasional (527-565).

Selanjutnya pada saat perdagangan lebih berkembang, Italia Selatan dikenal sebagai pusat perdagangan yang mempunyai hubungan dengan negara di Eropa, Timur Tengah, dan Asia.

Di Venesia, bank didirikan oleh pemerintah pada tahun 1171, yang dinamakan Bank Venesia. Pada sekitar tahun 1320 beberapa bank didirikan, di antaranya adalah Bank of Genoa dan Bank of Barcelona.


Di negara-negara Inggris, Belanda, dan Belgia, pada sekitar abad ke-16, tukang-tukang emas dan perak menerima titipan logam emas dan perak untuk disimpan. Sebagai tanda terima penyimpanannya, kemudian tukang emas (Goldsmith) tersebut mengeluarkan “Goldsmith Note” (Nota emas). Nota tersebut merupakan pengakuan hutang atau bukti, bahwa tukang emas tersebut mempunyai hutang kepada penyimpan. Kemudian lama kelamaan tanda simpanan tersebut diterima masyarakat sebagai alat pembayaran. Selanjutnya, karena para penyimpan jarang menukarkan kembali nota tersebut (Goldsmith Note) dengan uang logam, maka akhirnya para tukang emas mulai berani mengeluarkan nota-nota (Goldsmith Note) walaupun jaminan emas atau uang logam nya tidak ada. Nota yang dikeluarkan tanpa jaminan itu ternyata dapat diterima masyarakat. Dengan adanya keadaan seperti itu, maka tugas tukang emas beralih menjadi tugas perbankan. Sejak saat itu, “Goldsmith Note” berfungsi menjadi semacam uang kertas karena fungsinya sebagai alat tukar yang diterima oleh masyarakat secara luas.







Sumber: buku LKS Ekonomi SMP kelas 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERTANYAAN DISKUSI

Pada kondisi bagaimana translasi mata uang asing mempengaruhi mata uang asing? Jawaban: Hubungan terbalik antara tingkat inflasi sebuah n...